Sabtu, 08 Agustus 2009

seni tari tradisional daerah




Sedikit pelajaran tentang koreografi seni tari tradisional daerah, diperoleh dari sebuah apresiasi dari Festival tari yang diselenggarakan oleh salah satu EO (Even Organizer) di MOG Malang tanggal 7 Agustus 2009, kebetulan juri adalah dosen prodi tari UM. Pelajaran ini terekam di momori seorang Anis yang mana kebetulan dari seusai tampilan karya tari selalu diberi komentar/kritik oleh juri, nah lho dari sini deh ketahuan apa-apa saja kekurangannya padahal kalau dilihat memang tampilan tersebut sudah sempat membuat para penonton termasuk ni orang yang ngerti tari juga terpukau.

Berikut pelajaran yang mesti kita waspadai sebagai seorang guru tari/koreografer:

1. Kostum jangan setengah-setengah
Dalam pemakaian kostum selayaknya juga menyesuaikan dengan jenis gerak yang dilakukan penari. Jangan sampai kostum tersebut mengganggu gerak dan keindahan estetis dari kostum. Sebagai contoh: Penggunaan rok jarit sepanjang lutut, jangan mengenakan tied hitam/dalaman sebatas lutut yang berkemungkinan kelihatan tiednya....JIka memang ingin menjaga keamanaan, selayaknya menggunakan celana atau tied warna kulit saja. Sehingga tidak ada kostum yang tersibak yang mengganggu konsep kostum sebenarnya.

2. Menyikapi Properti yang Jatuh
Properti yang tidak sengaja terjatuh adalah hal yang sering terjadi dalam tampilan tari. Jangan panik.....meski dalam sajian tari kelompok teman kita tetap asyik dengan aksi pentasnya. Kitapun bisa menyikapinya....caranya dengan mengandalkan kreativitas dari si penari. Penari yang kehilangan propertinya/jatuh...dapat melakukan gerak yang berbeda dari kelompoknya or kreativitas lain semasa masih bisa disikapi. Misal: Jika kipas yang dibawa dan akan dimainkan tiba2 jatuh, maka penari dapat menggunakan tangannya sendiri (memekarkan semua jari-jari tangan sebagaimana menyerupai bentuk kipas yang tersibak).

3. Eskpresi Penari sesuaikan dengan tema
Tarian yang bertema kesedihan, selayaknya gerakan dan eskpresi juga sedih dari awal hingga akhir (karna ini bukan drama tari yang bisa dilihat alur ceritanya), sehingga tari yang sudah berjudul kesedihan selayaknya ekspresi yang dibawakan sudah memperlihatkan bentuk kesedihan meski gerakan kadang masih menggunakan kecepatan dan kedinamisan yang lebih.

4. Penekanan pada Komposisi koreografi
Dalam membuat karya tari jangan lepas dari komposisi2 yang menyertainya. Dari komposisi gerak diantaranya unsur tegang, mengendur, patah-patah, mengalir dan beberapa hal lainnya...he3X lupa, perlu dibuka lagi bukunya biar ga salah tulis.

5. Ekspresi tari Berpasangan
Menarikan tari berpasangan tidak boleh asal, meski dalam berekpresi kita memperhatikan arah penonton, tapi jangan lupa ketika menari pasangan kitalah yang menjadi center dari ekpresi yang kita ciptakan. Sehingga tanpa memperlihatkan ke penonton pun, penonton akan paham bahwa ini tari berpasangan karena ekspresi keduanya telah mewakili jenis tari yang dibawakan.

Demikian sekelumit pelajaran yang perlu diperhatikan...n keep spirit to learn more. Not only learn in campus or read some books but learn anytime anywhere, moreover at show of dance. Good Luck!!

0 comments:

Posting Komentar

 

NUANSA BENING Copyright © 2008 Black Brown Art Template by Ipiet's Blogger Template